Tanzania juga akan selekasnya kirim 16 tikus raksasa ke Kamboja untuk mendeteksi ranjau darat di negara Asia Tenggara itu, kata seseorang petinggi pada hari Senin (28/8/2017).
Tikus berkantung raksasa itu sudah dilatih untuk mendeteksi ranjau darat oleh organisasi nir-laba Belgia, APOPO, di Markasnya di Lokasi Morogoro di Tanzania Timur. Said Dibwe, pelatih dari APOPO Rodent Research Proyek, menyebutkan Pemerintah Kamboja sudah memohon Tanzania kirim 16 tikus untuk mendeteksi ranjau darat. Ia menyebutkan aksi itu juga akan menyelamatkan nyawa rakyat Kamboja dan kurangi kematian dan cedera karena ledakan ranjau darat. "Sekarang ini kami cuma menunggu izin dari Kementerian Sumber Daya Alam dan Pariwisata sehingga kami dapat mengirim tikus pendeteksi ranjau ke Kamboja," kata Dibwe, seperti diambil Xinhua --yang diawasi Pada di Jakarta, Selasa pagi. Diluar itu, pada Februari tahun ini, APOPO sudah kirim sejumlah delapan tikus pendeteksi ranjau darat ke Kamboja serta responnya bagus serta itu penyebabnya kenapa Pemerintah Kamboja mengambil keputusan untuk memohon penambahan. Tuntutan tinggi dari beragam negara yang sudah dilanda ledakan ranjau darat seperti Mozambik, Angola serta Kamboja. "APOPO sudah mengirim 70 tikus pendeteksi ranjau ke Mozambik dan kami menunggu untuk mengirim delapan tikus pendeteksi ranjau ke Angola dan kami juga berencana mengirim tikus pendeteksi ranjau ke Zimbabwe," tuturnya. Pusat kursus APOPO di Tanzania dibangun pada 2000 serta kursus tikus pengendus dikerjakan oleh Kampus Pertanian Sokoine (SUA), yang berpusat di Morogoro lewat kerja sama juga dengan Departemen Biologi di University of Antwerp (UA). Instalasi pelatihannya terdiri atas 24 hektare medan ranjau percobaan dengan lebih dari 1.500 ranjau darat yang telah dijinakkan serta ditimbun. Tikus raksasa itu juga sudah dilatih untuk mendeteksi Tuberculosis (TB).
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Archives
February 2018
Categories |